Kamis, 28 Desember 2017

Buku Desember : Jurnalisme Dasar


Judul : Jurnalisme Dasar ; Panduan Praktis Para Jurnalis
Penulis : Asti Musman dan Nadi Mulyadi 
Penerbit : Komunika; Yogyakarta
Tahun Terbit : 2017
Halaman : 286

Sebagai keinginan untuk menulis dengan lebih baik, saya membeli buku ini.  Dengan harapan ke depan dapat mengisi blog ini dengan pemikiran pemikiran yang lebih terstruktur, dan motivasi untuk membaca lebih banyak agar dapat menulis lebih banyak.  Memulai pembelajaran untuk menuliskan ide ide di kepala sebagai bagian dari menempuh studi master.  Semoga review/resume, kutipan dan ulasan ini dapat bermanfaat.  

Buku ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip jurnalisme, bagaimana kewajiban jurnalisme adalah kebenaran, tidak memihak, terus melakukan verifikasi dari berbagai sumber, menghargai kebebasan jiwa dan pemikiran, bebas dari tekanan pemantau, menyediakan forum untuk kritik dan komentar, menyertakan pandangan dan kepentingan yang terwakilkan, menjadi story teller with a purpose, yaitu mengimbangi antar apa yang menurut pembaca mereka inginkan, dengan apa yang mereka tidak bisa harapkan, tetapi sesungguhnya mereka butuhkan, menjaga berita itu agar proporsional dan komprehensif serta yang tak kalah penting, memiliki kompas moral, yaitu rasa etik dan tanggung jawab.  

Ragam Jurnalisme : 
1. Jurnalisme berdasarkan khalayak : yaitu memperhatikan siapakah target pembaca yang akan membaca tulisan tersebut, untuk kemudian memperhatikan bahasa, maupun kualifikasi ilmu pengetahuan apa yang diperlukan untuk memahami tulisan tersebut.
2.  Jurnalisme Ideologis : Yaitu tulisan yang menekankan kepada ideologi atau visi penulis itu sendiri.
3.  Jurnalisme Warga : Yaitu tulisan yang ditulis oleh warga yang tidak memiliki latar belakang media untuk menjadi alternatif perspektif dalam penyajian informasi akan suatu masalah.
4.  Jurnalisme Sastrawi : Yaitu tulisan yang memadukan antara liputan/reportase dengan gaya sastrawi, yaitu menggambarkan emosi dari orang yang terlibat dan menggambarkan latar peristiwa dengan lebih detail.  
5.  Jurnalisme Investigasi : Yaitu tulisan yang memiliki elemen mengungkap kejahatan yang merugikan, skala kasus luas dan sistematis, menjawab semua pertanyaan penting dan memetakan persoalan dengan gamblang, mendudukan aktor yang terlibat dengan bukti yang kuat, dapat membuat publik memahami kompleksitas masalah dan dapat mengambil kesimpulan dari tulisan tersebut.

Adapun nilai berita menurut Askurifai Baksin (2009) memuat 7 unsur :
1.  Timeless, yaitu baru terjadi dan aktual.
2.  Impact, yaitu memberi dampak bagi orang banyak.
3.  Prominance, yaitu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi orang/lembaga.
4.  Proximity, yaitu kejadian dekat dengan pembaca.
5.  Conflict, yaitu mengandung pertentangan.
6.  The unusual, yaitu tidak biasa dan pengecualian dari pengalaman sehari hari.
7.  The currency, yaitu menjadi pembicaraan orang banyak.

Sedangkan kualitas suatu berita menurut Chanley (dalam Askurifai Baksin, 2009) dapat diukur menurut standar : 
1. Akurat.
2. Saksi/Narasumber memiliki kapabilitas.
3. Seimbang dan adil.
4. Objektif.
5. Ringkas, fokus dan langsung sehingga mudah dipahami.

"News is only the first rough draft of history" - Alan Barth

"Orang yang tidak melakukan kesalahan biasanya tidak melakukan apa-apa" - W.C Magee

"Keorisinalan bukan berdasarkan apa yang belum pernah dikatakan orang lain, melainkan berdasarkan apa yang dapat anda katakan secara tepat buah pikiran anda" - James Stephen 

"Mereka yang memperlakukan politik dan moralitas secara terpisah tidak akan pernah mampu memahami keduanya" - John Morley 

"Moralitas adalah alat terbaik untuk mengendalikan umat manusia sehingga berbuat bagai kerbau dicocok hidungnya" - Friedrich Nietzsche

"Problem yang dihadapi seorang penulis tidak berubah.  Dirinya sendiri dan dunia yang dihuninyalah yang berubah, namun masalah-masalahnya tetap sama.  Yang selalu menjadi masalah adalah bagaimana menulis dengan sejujurnya, dan setelah mengetahui apa yang benar, mengungkapkan kebenaran itu, sehingga kebenaran menjadi bagian pengalaman orang yang membacanya" - Ernest Hemingway.

-29 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar